PACU JALUR
KUANSING
TELUKKUANTAN, JAOBESTONE.blogspot.com –
Pacu
Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi
(Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau.
Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh
masyarakat sekitar juga sering disebut jalur. Upacara adat khas daerah Kuansing
ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23-26 Agustus. Panjang
perahu/jaluryang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25-40 meter dengan
jumlah atlet 40-60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh
ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh
ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Konon,
kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi
yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut
hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang
mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur. Pada zaman penjajahan
Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati
serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina.
Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan
upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada
awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di
sekitar daerah Kuantan Singingi. Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini
banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama
daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu,
saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi
saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan
sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke
dalam Kalender Pariwisata Nasional (Major Event).
B. Keistimewaan
Kegiatan
Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para
wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival
yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan
masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala
upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan
selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat
Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang
ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa
sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang
mendatangi acara tersebut.(“justify”)
Selain
sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu
Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam
wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan
antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat
percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah
olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat
dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu,
pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang
selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan
adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta
rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya,
Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan
pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.
Para
wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi obyek-obyek
wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan
acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk
Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumat adat tradisional
zaman dahulu.
C. Lokasi
Pacu
Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga
terkenal dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten
Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia.
D. Akses
Lokasi
Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota
Pekanbaru ke arah selatan. Dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat,
para wisatawan yang ingin menyaksikan event besar ini, cukup menempuh
perjalanan sekitar tiga setengah jam dari Kota Pekanbaru. Alernatif lain untuk
menuju lokasi acara pesta rakyat ini adalah menggunakan transportasi umum yang
tersedia dari Kota Pekanbaru menuju Kota Kuantan Singingi. Namun, karena belum
tersedia angkutan dalam kota di Kabupaten Kuantan Singingi, pengujung
disarankan untuk menggunakan jasa ojek dan mobil pick up menuju lokasi
pertunjukan.
E. Harga Tiket
Pengunjung yang menyaksikan festival
ini tidak dipungut biaya.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Pemerintah
kota setempat sedang merencanakan pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang di
sekitar lokasi Festival Pacu Jalur ini, seperti WC umum, masjid,
tribunepenonton, menara air bersih, trotoar, wisma, hotel, speed boat penolong,
posko kesehatan, warung makan, toko suvenir, dan lain-lain.
pa
0 Response to "PACU JALUR"
Posting Komentar