TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL ll
MAKALAH FIFO, LIFO
Makalah Akuntansi Persediaan
Kata pengantar
Puja dan puji syukur
kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan limpahan Rahmat
dan Taufiq-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang
berjudul “ Akuntansi persediaan“ ini.
Makalah ini disusun selain sebagi pendalaman saya dalam pembelajaran Akuntansi system operasi, juga untuk memenuhi tugas matapelajaran yang dibimbing oleh bpk jasri s.kom,m.kom
Dan yang terakhir, saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik pembaca maupun penyusun. Tak lupa, kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini adalah salah satu yang saya harapkan.
Makalah ini disusun selain sebagi pendalaman saya dalam pembelajaran Akuntansi system operasi, juga untuk memenuhi tugas matapelajaran yang dibimbing oleh bpk jasri s.kom,m.kom
Dan yang terakhir, saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik pembaca maupun penyusun. Tak lupa, kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini adalah salah satu yang saya harapkan.
BASOGHA, 14 March 2017
Jao
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
……………………………………………………………..1
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………..2
BAB I
Pendahuluan
LATAR
BELAKANG ……………………………………………………………………3
BAB
II Pembahasan
A. AKUNTANSI
PERSEDIAAN
1. Pengertian
persedian ……………………………………………………………………….4
B. Klasifikasi
persediaan ……………………………………………………………………....4
C. Sistem
pencatatan persediaan ……………………………………………………………5
1. Sistem Periodik (physical)……………………………5
2. Sistem Permanen (Perpetual)………………………,6
D. Metode
dalam penentuan nilai persediaan ………………………………………………6
B. SISTEM
PENILAIAN PERSEDIAAN
1. CONTOH
penyelesaian FIFO …………………………8-10
2. CONTOH
penyelesaian LIFO ………………………..10-13
BAB III
Penutup
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………14
KESIMPULAN……………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
Ø Latar Belakang
Persediaan adalah segala sesuatu /
sumber-sumber daya organisasi yang di simpan dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap proses
transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses,dan kemudian barang jadi
(Handoko, 1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu
asset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari
total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah lama
menyadari bahwa manajement persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu
pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket
persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu
produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan
antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system
perencanaan dan pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik,
organisasi harus menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk
mereka. Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan
permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan
untuk melayani permintaan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
AKUNTANSI PERSEDIAAN
A.
Pengertian persediaan
Persediaan
adalah pos-pos aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam
operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan
(Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri
(manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50%
dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan
bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang
sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk
dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
B. Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a) Menurut PSAK no.14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan
suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
b) Menurut jenis perusahaan
Persediaan
barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam
perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap
dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam
perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan
dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu memang
berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya
dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan
seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada
pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen.
Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi
produk selesai.
C. Sistem pencatatan persediaan
Untuk
dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya
persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
1. Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir
periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan
akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang
yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat
harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki
karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil.
Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan
yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone,
dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif
kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang
nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya
pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer
yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti
di toko retail.
1. Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan
atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi
persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali
digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui
posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan
kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat
rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan
penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat
pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan
dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan
dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
D. Metode dalam penentuan nilai persediaan
Metode yang dapat kita
pergunakan. Yaitu : 1. Metode FIFO 2. Metode LIFO
3.Metode rata-rata 4.Metode identifikasi khusus
PEMBAHASAN
- FIFO
Metode FIFO merupakan singkatan dari
First in first out menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang
pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam
metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling
akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa
barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh
karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama
yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan
untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya
sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan
untuk penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus
biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama
pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian
persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak
secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan
barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian
meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO,
biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai
Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari
stok barang dari transaksi yang terdahulu.
Metode FIFO (First In First Out)
pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam
penilaian persediaan barang. Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai
persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga baru.
Pada metode FIFO, persediaan barang
yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan pada harga
menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk penilaian pada persediaan barang
yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga baru atau harga urutan
yang terakhir.
*Perbandingan Metode-metode
Persediaan
– FIFO
- Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
- Menghasilkan laba kotor yang tinggi
- Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan
harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi
turun, terjadi kebalikannya.
– LIFO
- menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
- Menghasilkan laba kotor yang rendah
- Menghasilkan persediaan akhir yang rendah
Contoh Soal :
Berikut ini pencatatan persediaan
barang PT. MAMAKYU tahun 2015:
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
21 Jan
|
Pesediaan awal
|
300 Unit
|
Rp. 10.000
|
20 Feb
|
Pembelian
|
400 Unit
|
Rp. 20.000
|
19 Mar
|
Penjualan
|
200 Unit
|
Rp. 15.000
|
18 Apr
|
Penjualan
|
150 Unit
|
Rp. 15.000
|
17 Mei
|
Pembelian
|
500 Unit
|
Rp. 12.000
|
07 Jun
|
Pembelian
|
200 Unit
|
Rp. 15.000
|
27 Jul
|
Penjualan
|
200 Unit
|
Rp. 20.000
|
01 Agu
|
Penjualan
|
200 Unit
|
Rp. 21.000
|
Hitunglah nilai persediaan akhir
(per 31 des 2015) sistem periodik dan perpetual dengan metode FIFO !
Penyelesaiannya :
- Sistem Periodik
Persediaan awal (21 Jan
2015)
300 unit
Pembelian
1.100
unit +
Barang tersedia untuk
dijual
1.400 unit
Penjualan
750 unit –
Persediaan akhir (per 31 Des
2015)
650 unit
Barang tersedia untuk dijual :
Tanggal
|
Keterangan
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total
|
21 Jan
|
Persediaan awal
|
300
|
Rp. 10.000
|
Rp. 3.000.000
|
20 Feb
|
Pembelian
|
400
|
Rp. 20.000
|
Rp. 8.000.000
|
17 Mei
|
Pembelian
|
500
|
Rp. 12.000
|
Rp. 6.000.000
|
07 Jun
|
Pembelian
|
200
|
Rp. 15.000
|
Rp. 3.000.000
|
TOTAL
|
1.400
|
Rp. 20.000.000
|
FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama)
Persediaan akhir :
Tanggal
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total
|
17 Mei
|
450
|
Rp. 12.000
|
Rp. 5.400.000
|
07 Jun
|
200
|
Rp. 15.000
|
Rp. 3.000.000
|
TOTAL
|
Rp. 8.400.000
|
- Sistem Perpetual
Tgl
|
Pembelian
|
Harga Pokok Penjualan
|
Persediaan
|
||||||
Unit
|
Harga/Unit
|
Total Harga
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total Harga
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total Harga
|
|
21 Jan
|
300
|
10.000
|
3.000.000
|
||||||
20 Feb
|
400
|
20.000
|
8.000.000
|
300
|
10.000
|
3.000.000
|
|||
400
|
20.000
|
8.000.000
|
|||||||
19 Mar
|
200
|
10.000
|
2.000.000
|
100
|
10.000
|
1.000.000
|
|||
400
|
20.000
|
8.000.000
|
|||||||
18 Apr
|
100
|
10.000
|
1.000.000
|
350
|
20.000
|
7.000.000
|
|||
50
|
20.000
|
1.000.000
|
|||||||
17 Mei
|
500
|
12.000
|
6.000.000
|
350
|
20.000
|
7.000.000
|
|||
500
|
12.000
|
6.000.000
|
|||||||
07 Jun
|
200
|
15.000
|
3.000.000
|
350
|
20.000
|
7.000.000
|
|||
500
|
12.000
|
6.000.000
|
|||||||
200
|
15.000
|
3.000.000
|
|||||||
27 Jul
|
200
|
20.000
|
4.000.000
|
150
|
20.000
|
3.000.000
|
|||
500
|
12.000
|
6.000.000
|
|||||||
200
|
15.000
|
3.000.000
|
|||||||
01 Agu
|
150
|
20.000
|
3.000.000
|
450
|
12.000
|
5.400.000
|
|||
50
|
12.000
|
600.000
|
200
|
15.000
|
3.000.000
|
||||
TOTAL
|
1.100
|
17.000.000
|
11.600.000
|
8.400.000
|
- LIFO.
LIFO merupakan singkatan dari Last
in first out atau dalam bahasa Indonesia, Terakhir masuk pertama keluar
yang berarti bahwa persediaan yang terakhir masuk adalah barang yang pertama
kali dicatat sebagai barang yang dijual. Sejak tahun 1970-an,
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memilih untuk menggunakan sistem LIFO
untuk mengurangi pajak pada saat terjadiinflasi Metode LIFO membebankan biaya
dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling dtua di akun
persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Karena setiap
variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang
dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti
prosedur yang dipilih secara konsisten.
*Kelebihan : Mudah menandingakan kos
sekarang dengan pendapatan sekarang Jika harga naik, harga barang konservatif
laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga Jika harga
berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan.
*Kelemahan : bertentangan dengan
aliran fisik sesungguhnya Tidak menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya /kos
yang sudah usang.
*Perbandingan Metode-metode
Persediaan
FIFO
- Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
- Menghasilkan laba kotor yang tinggi
- Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.
LIFO
- menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
- Menghasilkan laba kotor yang rendah
- Menghasilkan persediaan akhir yang rendah – Biaya rata-rata Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.
Contoh Soal :
Berikut ini pencatatan persediaan
barang PT. MAMACITAKYU tahun 2015:
Tanggal
|
Keterangan
|
Kuantitas
|
Harga
|
01 Jan
|
Pesediaan awal
|
200 Unit
|
Rp. 10.000
|
02 Feb
|
Pembelian
|
400 Unit
|
Rp. 15.000
|
03 Mar
|
Penjualan
|
100 Unit
|
Rp. 20.000
|
04 Apr
|
Penjualan
|
200 Unit
|
Rp. 25.000
|
05 Mei
|
Pembelian
|
400 Unit
|
Rp. 15.000
|
06 Jun
|
Pembelian
|
100 Unit
|
Rp. 10.000
|
07 Jul
|
Penjualan
|
200 Unit
|
Rp. 18.000
|
08 Agu
|
Penjualan
|
100 Unit
|
Rp. 19.000
|
Hitunglah nilai persediaan akhir
(per 31 des 2015) sistem periodik dan perpetual dengan metode LIFO !
Penyelesaiannya :
- Sistem Periodik
Persediaan awal (01 Jan 2015)
200 unit
Pembelian
900 unit +
Barang tersedia untuk
dijual
1.100 unit
Penjualan
600 unit –
Persediaan akhir (per 31 Des
2015)
500 unit
Barang tersedia untuk dijual :
Tanggal
|
Keterangan
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total
|
01 Jan
|
Persediaan awal
|
200
|
Rp. 10.000
|
Rp. 2.000.000
|
02 Feb
|
Pembelian
|
400
|
Rp. 15.000
|
Rp. 6.000.000
|
05 Mei
|
Pembelian
|
400
|
Rp. 15.000
|
Rp. 6.000.000
|
06 Jun
|
Pembelian
|
100
|
Rp. 10.000
|
Rp. 1.000.000
|
TOTAL
|
1.100
|
Rp. 15.000.000
|
LIFO (Masuk Terakhir Keluar Pertama)
Persediaan akhir :
Tanggal
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total
|
01 Jan
|
200
|
Rp. 10.000
|
Rp. 2.000.000
|
02 Feb
|
300
|
Rp. 15.000
|
Rp. 4.500.000
|
TOTAL
|
Rp. 6.500.000
|
- Sistem Perpetual
Tgl
|
Pembelian
|
Harga Pokok Penjualan
|
Persediaan
|
||||||
Unit
|
Harga/Unit
|
Total Harga
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total Harga
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Total Harga
|
|
01 Jan
|
200
|
10.000
|
2.000.000
|
||||||
02 Feb
|
400
|
15.000
|
6.000.000
|
200
|
10.000
|
2.000.000
|
|||
400
|
15.000
|
6.000.000
|
|||||||
03 Mar
|
100
|
15.000
|
1.500.000
|
200
|
10.000
|
2.000.000
|
|||
300
|
15.000
|
4.500.000
|
|||||||
04 Apr
|
200
|
15.000
|
3.000.000
|
200
|
10.000
|
2.000.000
|
|||
100
|
15.000
|
1.500.000
|
|||||||
05 Mei
|
400
|
15.000
|
6.000.000
|
200
|
10.000
|
2.000.000
|
|||
500
|
15.000
|
7.500.000
|
|||||||
06 Jun
|
100
|
10.000
|
1.000.000
|
300
|
10.000
|
3.000.000
|
|||
500
|
15.000
|
7.500.000
|
|||||||
07 Jul
|
200
|
15.000
|
3.000.000
|
300
|
10.000
|
3.000.000
|
|||
300
|
15.000
|
4.500.000
|
|||||||
08 Agu
|
100
|
15.000
|
1.500.000
|
300
|
10.000
|
3.000.000
|
|||
200
|
15.000
|
3.000.000
|
|||||||
TOTAL
|
13.000.000
|
9.000.000
|
6.000.000
|
||||||
Kesimpulan
Persediaan
(inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada
saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi
normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk
dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan
merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam
suatu perusahaan.
Metode yang dapat digunakan
dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua, yaitu:
1.
Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik)
2. Metode Perpetual.
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in
transit) sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan
(2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di
gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan
(barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas
nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah komisi (consignment in)
tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya untuk barang yang
sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca belum
terjual harus dicantumkan di Neraca.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang
pertama sistem fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan
sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap
persediaan.
0 Response to "MAKALAH FIFO,LIFO"
Posting Komentar