MAKALAH UMUM KEAMANAN SISTEM BASIS DATA

KEAMANAN SISTEM BASIS DATA



 







MK : KEAMANAN KOMPUTER
Dosen Pengampu : Rabbi Nazli M.kom

Disusun Oleh :

















Jao Hangga Nanda


















FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
              UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI    

       
 

KEAMANAN SISTEM BASIS DATA

Pengertian Database

Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data, struktur, dan juga batasan-batasan data yang akan disimpan. Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi dimana basis data merupakan gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih lanjut. Basis data menjadi penting karena dapat menghidari duplikasi data, hubungan antar data yang tidak jelas, organisasi data, dan juga update yang rumit. Atau kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.

Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.





 Pengertian Keamanan Database

Keamanan database adalah suatu cara untuk melindungi database dariancaman, baik dalam bentuk kesengajaan atau pun bukan. Ancaman adalah segala situasi atau kejadian baik secara sengaja maupun tidak yang bersifat merugikan dan mempengaruhi sistem, dan memiliki konsekuensi terhadap perusahaan/organisasi yang memiliki sistem database.
Keamanan database tidak hanya berkenaan dengan data yang ada pada database saja, tetapi juga meliputi bagian lain dari sistem database, yang tentunya dapat mempengaruhi database tersebut. Hal ini berarti keamanan database mencakup perangkat keras, perangkat lunak, orang dan data.
Agar memiliki suatu keamanan yang efektif dibutuhkan kontrol yang tepat. Seseorang yang mempunyai hak untuk mengontrol dan mengatur database biasanya disebut Administrator database. Seorang administratorlah yang memegang peranan penting pada suatu system database, oleh karena itu administrator harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang cukup agar dapat mengatur suatu sistem
database.
Keamanan merupakan suatu proteksi terhadap pengrusakan data dan pemakaian data oleh pengguna yang tidak berhak. Sistem keamanan database adalah sistem, proses, dan prosedur yang melindungi database dari aktivitas yang sengaja maupun tidak disengaja. Sistem yang aman memastikan kerahasian data yang terdapat didalamnya.

Beberapa aspek keamanan yaitu :
l   Membatasi akses ke data dan layanan
l   Melakuakan autentifikasi pada user
l   Memonitor aktifitas-aktifitas yang mencurigakan

Keamanan database dapat dikelompokan sebagai berikut :

l   Pencurian dan penipuan
Pencurian dan penipuan database tidak hanya mempengaruhi lingkungan database tetapi juga seluruh perusahaan/organisasi. Keadaan ini dilakukan oleh orang, dimana seseorang ingin melakukan pencurian data atau manipulasi data, seperti saldo rekening, transaksi, transfer dan lain-lain. Untuk itu fokus harus dilakukan pada kekuatan sistem agar menghindari akses oleh orang yang tidak memiliki kewenangan.

l   Hilangnya kerahasiaan dan privasi
Suatu data dapat memiliki nilai kerahasiaan, karena data tersebut merupakan sumber daya yang strategis pada perusahaan, maka pada kasus ini data tersebut harus diamankan dengan memberikan hak akses pada orang tertentu saja.

l   Hilangnya integritas
Integritas ini berkaitan dengan akurasi dan kebenaran data dalam database, seperti data korup. Hal ini akan secara serius mempengaruhi proses bisnis perusahaan/organisasi.

l   Hilangnya ketersediaan
Hilangnya ketersediaan berarti data, sistem, keduanya tidak dapat diakses, layanan mati, yang tentunya secara serius sangat mempengaruhi perusahaan/organisasi. Saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan kemampuan sistem yang aktif 7 x 24 , 7 hari 1 minggu. Berdasarkan pengelompokan tersebut, tentunya banyak aspek yang harus kita perhatikan demi terciptanya keamanan database. Bisa saja seseorang mencuri komputer kita yang berisi data penting, mungkin juga karyawan yang diberi hak untuk mengakses data melakukan kejahatan
dengan menjual informasi tersebut pada pihak lain demi kepentingan pribadi. Hal- hal tersebut memang termasuk kendala keamanan database yang harus mendapat perhatian, tetapi seorang administrator tidak dapat mengawasi kelemahan tersebut. Seorang administrator hanya fokus pada sistem database itu sendiri, dan hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian juga dalam organisasi.
Tentunya perkembangan teknologi mengharuskan suatu perusahaan untuk mengimplementasikan sistem database yang bukan hanya aman tetapi juga mudah diakses dan handal, menyala 7x24 jam, 7 hari 1 minggu tanpa off.
Penyebaran informasi secara global sangat menguntungkan semua pihak. Dengan adanya Internet, komunikasi antar cabang, perusahaan, konsumen dan sebagainya semakin mudah. Pemberian informasi mengenai perusahaan kepada masyarakat melalui internet merupakan salah satu strategi komunikasi, marketing, public relation perusahaan tersebut, adanya transaksi on line yang meningkatkan gaya hidup
masyarakat dan lain-lain. Semua itu tidak terlepas dari suatu perkembangan sistem database dan tentunya membuat keamanan menjadi rentan.
Sangatlah mudah dalam suatu lingkungan database diciptakan suasana yang menakutkan, tanpa kepastian dan keraguan. Sebagai seorang administrator sangat perlu memperhatikan kondisi tersebut. Tentukan resiko yang sebenarnya dan selidiki apa yang dapat dilakukan terhadap kondisi itu. Sebenarnya kebanyakan database terkonfigurasi dalam keadaan yang mudah ditembus, akan tetapi hal ini bukan berarti database tidak dapat dibuat aman sebagaimana mestinya.









Kategori Keamanan Database

1.                  Keamanan Server
Perlindungan Server adalah suatu proses pembatasan akses yang sebenarnya pada database dalam server itu sendiri. Server sebagai tempat database harus benar-benar dijamin keamanannya.

2.                  Trusted Ip Access
Setiap server harus dapat mengkonfigurasikan alamat ip yang diperbolehkan mengakses dirinya. Sistem harus tidak mengijinkan semua orang untuk dapat mengakses server, sebagaimana tidak mengijinkan seseorang memasuki rumah tanpa ijin. Jika server melayani suatu web server maka hanya alamat web server itu saja yang dapat mengakses server database tersebut. Jika server database melayani jaringan internal maka hanya alamat jaringanlah yang boleh menghubungi server. Sangat dianjurkan untuk tidak menggabungkan server web dengan server database informasi internal perusahaan, ini adalah suatu cara yang buruk untuk seorang admin. Trusted Ip Acces merupakan server database terbatas yang hanya akan member respon pada alamat ip yang dikenali saja.

3.                  Koneksi Database
Saat ini semakin banyaknya aplikasi dinamis menjadi sangat menggoda untuk melakukan akses yang cepat bahkan update yang langsung tanpa authentifikasi. Jika ingin mengijinkan pemakai dapat mengubah database melalui web page, pastikan untuk memvalidasi semua masukan untuk memastikan bahwa inputan benar, terjamin dan aman. Sebagai contoh, pastikan untuk menghilangkan semua code SQL agar tidak dapat dimasukan oleh user. Jika seorang admin membutuhkan koneksi ODBC, pastikan koneksi yang digunakan unik.

4.                  Kontrol Akses Tabel
Kontrol akses tabel ini adalah salah satu bentuk keamanan database yang sering diabaikan, karena cukup sulit penerapannya. Penggunaan control akses table yang benar membutuhkan kolaborasi antara sistem administrator dengan pengembang database. Hal inilah yang sulit dilakukan. Pemberian ijin user untuk mengakses informasi dapat membuat informasi terbuka kepada publik.


Teknik Pengamanan Basis Data (Database)

Melihat banyaknya ancaman yang bisa menggangu bahkan merusak sistem komputer maka perlu diadakan tindakan-tindakan pengaman data agar bisa menghindari atau paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul. Beberapa tindakan pengamaan sistem data pada komputer diuraikan berikut ini.

l   Administrative Security
Pengamanan data secara administratif (administrative security) perlu dilakukan untuk menjaga kemungkinan gangguan keamanan data yang datangnya dari “orang dalam” atau kerja sama orang dalam dengan orang luar.

l   Anti Virus
Anti virus diciptakan untuk mencegah meluasnya infeksi virus dan untuk memperbaiki file-file yang telah ter-infeksi. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah anti virus dibuat hanya untuk mendeteksi dan mencegah jenis atau kategori virus yang pernah ada, dan tidak bisa mendeteksi jenis atau kategori virus baru. Anti virus harus selalu di-update secara reguler agar bisa mendeteksi virus-virus baru.


l   Firewall
Firewall berarti dinding api, biasanya dibuat pada bangunan besar untuk mencegah menjalarnya api dari satu bagian gedung ke bagian lainnya. Firewall pada jaringan komputer adalah perangkat lunak yang dipasang pada komputer server sehingga dapat melindungi jaringan dari serangan yang datangnya dari luar

l   Proxy Server
Proxy server pada dasarnya berfungsi seperti firewall jenis application level gateway, suatu server yang berada antara server jaringan dan internet. Proxy server melaksanakan beberapa proses aplikasi yang telah ditetapkan lebih dulu, misalnya melayani akses dari terminal ke suatu situs web, atau berfungsi sebagai “transfer agent” terhadap berbagai aplikasi yang memiliki akses keluar atau akses dari luar ke dalam jaringan.

l   Enkripsi-Dekripsi
Data yang dikirim melalui jaringan tidak jarang disadap oleh orang lain untuk kepentingan tertentu, sehingga timbul usaha untuk melakukan pengkodean terhadap data sebelum dikirim melalui jaringan agar tidak bisa dibaca oleh penyadap. Pengubahan data asli menjadi kode rahasia disebut proses data encryption atau enkripsi data. Setelah data rahasia sampai ke tujuan maka data ini dikembalikan ke bentuk aslinya, proses ini disebut data decryption. Ilmu matematik yang mendasari teknik enkripsi dan dekripsi disebut kriptologisedangkan teknik dan sains dari proses enkripsi-dekripsi disebut kriptografi. Naskah asli disebut sebagai plaintext dan naskah rahasia (yang telah di-enkrip) disebut ciphertext.




Terdapat tiga level enkripsi basis data yang meliputi :

o   Enkripsi pada level penyimpanan (storage)
    Enkripsi data dilakukan pada subsistem storage (penyimpanan), baik pada level file maupun pada level blok. Enkripsi level ini cocok untuk mengenkripsi file, folder, media storage dan media tape.

o   Enkripsi pada level basis data
    Enkripsi dilakukan pada saat data ditulis dan dibaca dari basis data. Enkripsi jenis ini dilakukan pada level kolom pada tabel basis data. Level ini melindungi data pada Database Management System (DBMS) dari berbagai macam serangan

o   Enkripsi pada level aplikasi
    Aplikasi menangani proses enkripsi data. Kelebihannya adalah tidak terjadi penurunan performansi pada basis data, karena DBMS tidak menangani enkripsi data. Akan tetapi, ketika terjadi perubahan strategi enkripsi atau perubahan data yang dienkripsi, akan banyak terjadi modifikasi pada level aplikasi

l   Autentikasi
Authentikasi adalah salah satu bentuk identifikasi untuk meyakinkan bahwa orang yang sedang berkomunikasi dengan kita adalah benar adanya, bukan pemalsuan identitas. Salah satu bentuk autentikasi yang paling sering dijumpai adalah: UserID disertai dengan Password, bahwa UserID adalah pernyataan tentang siapa yang sedang akses sistem atau sedang berkomunikasi, dan Password membuktikan bahwa orang tersebut benar adanya. Hanya saja sistem UserID dan Password ini ada kelemahannya, karena ada saja cara untuk mencari tahu password seseorang sehingga bisa terjadi pemalsuan identitas.
Salah satu sistem untuk mengurangi effek pemalsuan identitas atau pencurian password adalah dengan menerapkan OTP (One Time Password), dimana satu password hanya digunakan untuk satu kali akses, akses berikutnya harus menggunakan password yang berbeda. Sistem lain yang mengamankan autentikasi adalah Passport dan Kerberos.

Selain menggunakan UserID dan Password, teknik autentikasi bisa diperluas dengan kombinasi biometric, misalnya UserID ditambah dengan sidikjari, atau UserID ditambah dengan mata-retina, dan sebagainya. 

Penyerangan Database

l   Informasi sensitif yang tersimpan di dalam database dapat terbuka (disclosed) bagi orang-orang yang tidak diizinkan (unauthorized ).
l   Informasi sensitif yang tersimpan di dalam database dapat altered in an unacceptable manner
l   Informasi sensitif yang tersimpan di dalam database dapat inaccessible bagi orang-orang yang diizinkan.
l   the underlying operating system may be attacked -- most difficult problem

Penyalahgunaan Basis Data

Tidak disengaja, jenisnya :
·         kerusakan selama proses transaksi
·         anomali yang disebabkan oleh akses database yang konkuren
·         anomali yang disebabkan oleh pendistribuasian data pada beberapa komputer
·         logika error yang mengancam kemampuan transaksi untuk mempertahankan konsistensi database.
Disengaja, jenisnya :
·         Pengambilan data / pembacaan data oleh pihak yang tidak berwenang.
·         Pengubahan data oleh pihak yang tidak berwenang.
·         Penghapusan data oleh pihak yang tidak berwenang.

Klasifikasi Keamanan Basis Data

Klasifikasi Keamanan Basis Data dapat disebutkan sebagai berikut :
·         Fisikal, lokasi-lokasi dimana terdapat sistem komputer haruslah aman secara fisik terhadap serangan perusak.
·         Manusia, wewenang pemakai harus dilakukan dengan berhati-hati untuk mengurangi kemungkinan adanya manipulasi oleh pemakai yang berwenang
·         Sistem Operasi, Kelemahan pada SO ini memungkinkan pengaksesan data oleh pihak tak berwenang, karena hampir seluruh jaringan sistem database menggunakan akses jarak jauh.
·         Sistem Basis Data, Pengaturan hak pemakai yang baik.
Beberapa aspek untuk mendukung Keamanan Basis Data dapat disebutkan sebagai berikut :
1.     Network security, memfokuskan kepada saluran pembawa informasi serta               sistem yang terintegrasi kepadanya (host dan kanal).
2.     Application security, memfokuskan kepada aplikasi itu sendiri (yang           digunakan untuk basis data atau yang menjadi antar-muka kepada basis data),    beserta aplikasi dukungan lainnya kepada basis data itu sendiri.
3.     Computer security, memfokuskan kepada keamanan dari komputer (end     system) yang digunakan, khususnya hardware pada komputer tersebut.
Selanjutnya, aspek kehandalan terhadap Keamanan Basis Data, yaitu:
n   Privacy / confidentiality
Seperti bagaimana memproteksi data bersifat pribadi yang sensitif seperti:nama, tempat tanggal lahir, agama, hobby, penyakit yang pernah diderita, status perkawinan; data pelanggan; dan transaksi pada e-commerce.
Juga khususnya melakukan proteksi terhadap serangan sniffer.
n   Integrity
Tindakan bagaimana agar informasi tidak berubah tanpa ijin seperti:
l   Tampered (data baru menimpa data lama)
l   Altered (perubahan terhadap nilai data yang eksis, yakni data ter-edit)
l   Modified (data yang eksis dapat disisipkan, ditambah, dihapus oleh data             baru)

Khususnya melakukan proteksi terhadap serangan: spoof, virus, trojan horse.
n    Authentication (otentikasi)
Tindakan otentifikasi dilakukan untuk meyakinkan keaslian data, sumber data yang diakses, user yang mengakses data, serta server yang digunakan, dengan melakukan cara seperti: penggunaan digital signature, dan biometrics.



n        Availability
Artinya, informasi harus dapat tersedia ketika dibutuhkan, dengan menghindari server dibuat hang, down, crash.
Tindakan ini bertujuan untuk proteksi terhadap serangan: denial of service (DoS) attack.
n   Non-repudiation
Non-repudiation maksudnya menghindari akses-user agar  tidak dapat menyangkal bahwa telah melakukan transaksi; dengan cara setiap akhir transaksi pada form dilengkapi dengan penggunaan digital signature.
Hal ini dilakukan untuk proteksi terhadap serangan: deception.
n      Access control
Dengan adanya access control, maka ada sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengatur user dan akses yang dilakukan oleh user (siapa boleh melakukan apa).
Beberapa caranya seperti:
l   Dengan menggunakan password.
l   Membuat kelas / klasifikasi privillege- user.
Ini bertujuan untuk melakukan proteksi terhadap serangan: intruder.





Pengaturan Keamanan Basis Data


1.     Otorisasi :
·             Pemberian Wewenang atau hak istimewa (priviledge) untuk mengakses sistem atau obyek database
·             Kendali otorisasi (=kontrol akses) dapat dibangun pada perangkat lunak dengan 2 fungsi :
·             Mengendalikan sistem atau obyek yang dapat diakses
·             Mengendalikan bagaimana pengguna menggunakannya
·             Sistem administrasi yang bertanggungjawab untuk memberikan hak akses dengan membuat account pengguna.

2.     Tabel View :
·             Merupakan metode pembatasan bagi pengguna untuk mendapatkan model database yang sesuai dengan kebutuhan perorangan. Metode ini dapat menyembunyikan data yang tidak digunakan atau tidak perlu dilihat oleh pengguna.
·             Contoh pada Database relasional, untuk pengamanan dilakukan beberapa level :
1.    Relasi. Pengguna diperbolehkan atau tidak diperbolehkan mengakses langsung suatu relasi
2.   View. Pengguna diperbolehkan atau tidak diperbolehkan mengakses data yang terapat pada view
3.   Read Authorization. Pengguna diperbolehkan membaca data, tetapi tidak dapat memodifikasi.
4.   Insert Authorization. Pengguna diperbolehkan menambah data baru, tetapi tidak dapat memodifikasi data yang sudah ada.
5.   Update Authorization. Pengguna diperbolehkan memodifikasi data, tetapi tidak dapat menghapus data.
6.    Delete Authorization. Pengguna diperbolehkan menghapus data.

·             Untuk Modifikasi data terdapat otorisasi tambahan :
1.     Index Authorization. Pengguna diperbolehkan membuat dan menghapus index data.
2.     Resource Authorization. Pengguna diperbolehkan membuat relasi-relasi baru.
3.     Alteration Authorization. Pengguna diperbolehkan menambah/ menghapus atribut suatu relasi.
4.    Drop Authorization. Pengguna diperbolehkan menghapus relasi yang sudah ada.

·             Contoh perintah menggunakan SQL :
GRANT : memberikan wewenang kepada pemakai
Syntax : GRANT <priviledge list> ON <nama relasi/view> TO <pemakai>

Contoh :
GRANT SELECT ON S TO BUDI
GRANT SELECT,UPDATE (STATUS,KOTA) ON S TO ALI,BUDI

REVOKE : mencabut  wewenang yang dimiliki oleh pemakai
Syntax : REVOKE <priviledge list> ON <nama relasi/view> FROM <pemakai>

Contoh :
REVOKE SELECT ON S TO BUDI
REVOKE SELECT,UPDATE (STATUS,KOTA) ON S TO ALI,BUDI

Priviledge list : READ, INSERT, DROP, DELETE, INDEX, ALTERATION, RESOURCE


3.     Backup data dan recovery :

Backup : proses secara periodik untuk mebuat duplikat ari database dan melakukan logging file (atau program) ke media penyimpanan eksternal.

Jurnaling : proses menyimpan dan mengatur log file dari semua perubahan yang dibuat di database untuk proses recovery yang efektif jika terjai kesalahan.

Isi Jurnal :
l   Record transaksi
1.    Identifikasi dari record
2.    Tipe record jurnal (transaksi start, insert, update, delete, abort, commit)
3.    Item data sebelum perubahan (operasi update dan delete)
4.    Item data setelah perubahan (operasi insert dan update)
5.     Informasi manajemen jurnal (misal : pointer sebelum dan record jurnal selanjutnya untuk semua transaksi

l   Record ceckpoint
suatu informasi pada jurnal untuk memulihkan database dari kegagalan, kalau sekedar redo, akan sulit penyimpanan sejauh mana jurnal untuk mencarinya kembali, maka untuk membatasi pencarian menggunakan teknik ini.

Recovery : merupakan upaya uantuk mengembalikan basis data ke keadaaan yang dianggap benar setelah terjadinya suatu kegagalan.


Jenis Pemulihan :
1.          Pemulihan terhadap kegagalan transaksi : Kesatuan prosedur alam program yang dapat mengubah / memperbarui data pada sejumlah tabel.
2.          Pemulihan terhadap kegagalan media : Pemulihan karena kegagalan media dengan cara mengambil atau memuat kembali salinan basis data (backup)
3.          Pemulihan terhadap kegagalan sistem : Karena gangguan sistem, hang, listrik terputus alirannya.

Fasilitas pemulihan pada DBMS :
1.          Mekanisme backup secara periodik
2.          fasilitas logging dengan membuat track pada tempatnya saat transaksi berlangsung dan pada saat database berubah.
3.          fasilitas checkpoint, melakukan update database yang terbaru.
4.          manager pemulihan, memperbolehkan sistem untuk menyimpan ulang database menjadi lebih konsisten setelah terjadinya kesalahan.

Teknik Pemulihan :
1.          defered upate / perubahan yang ditunda : perubahan pada DB tidak akan berlangsung sampai transaksi ada pada poin disetujui (COMMIT). Jika terjadi kegagalan maka tidak akan terjadi perubahan, tetapi diperlukan operasi redo untuk mencegah akibat dari kegagalan tersebut.
2.          Immediate Upadte / perubahan langsung : perubahan pada DB akan segera tanpa harus menunggu sebuah transaksi tersebut disetujui. Jika terjadi kegagalan diperlukan operasi UNDO untuk melihat apakah ada transaksi yang telah disetujui sebelum terjadi kegagalan.
3.          Shadow Paging : menggunakan page bayangan Dimana Apa prosesnya terdiri dari 2 tabel yang sama, yang satu menjadi tabel transaksi dan yang lain digunakan sebagai cadangan. Ketika transaksi mulai berlangsung kedua tabel ini sama dan selama berlangsung tabel transaksi yang menyimpan semua perubahan ke database, tabel bayangan akan digunakan jika terjadi kesalahan. Keuntungannya adalah tidak membutuhkan REDO atau UNDO, kelemahannya membuat terjadinya fragmentasi.
4.     Kesatuan data dan Enkripsi :
·             Enkripsi : keamanan data
·             Integritas :metode pemeriksaan dan validasi data (metode integrity constrain), yaitu berisi aturan-aturan atau batasan-batasan untuk tujuan terlaksananya integritas data.
·             Konkuren : mekanisme untuk menjamin bahwa transaksi yang konkuren pada database multi user tidak saling menganggu operasinya masing-masing. Adanya penjadwalan proses yang akurat (time stamping).

Fasilitas Keamanan Database
Keamanan database tersedia pada versi Educator ke atas. Keamanan database diatur olehProperti Database. Berikut ini adalah properti database yang digunakan untuk keamanan database BOCSoft eQuestion. Properti Keterangan
1.          Publikasi Apakah database dipublikasikan? Database yang telah dipublikasikan tidak bisa dipublikasikan ulang. Proses publikasi adalah mempublikasikan database untuk konsumsi publik. Proses ini meliputi pengaturan properti lain: Proteksi; Hanya Baca; Dapat Dibaca eQuestion Lain; dan Dapat Diimpor.
2.          Proteksi Jika database diproteksi, setiap menggunakan database, pengguna akan dimintai password/kata kunci sebagai pengaman database. Password ditentukan oleh pembuat database.
3.          Hanya Baca (Read-Only) Data dalam database yang “Hanya Baca” tidak bisa ditambah, diedit, atau dihapus.
4.          Dapat Dibaca eQuestion Lain Jika properti ini diset “Tidak” maka database hanya bisa dibaca oleh BOCSoft eReader dan tidak bisa dibaca oleh BOCSoft eQuestion lain.
5.          Dapat Diimpor Jika properti ini diset “Ya” maka data dari database eQuestion bisa digabungkan dengan database eQuestion lain dengan versi yang sama. Tingkatan Pada Keamanan Database

Enkripsi Untuk Keamanan Database
Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi dalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti (tidak terbaca). Enkripsi dapat diartikan sebagai kode atau chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran data (stream) bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible). Karena teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di automasi, maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan network. Pada bagian selanjutnya kita akan membahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa digunakan dalam sistem security dari sistem komputer dan network.
1.     Enkripsi Konvensional
Informasi asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh Plain teks, yang kemudian oleh algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi informasi yang tidak dapat untuk dimengerti yang disimbolkan dengan cipher teks. Proses enkripsi terdiri dari dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci biasanya merupakan suatu string bit yang pendek yang mengontrol algoritma. Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung pada kunci yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi akan mengubah output dari algortima enkripsi. Sekali cipher teks telah dihasilkan, kemudian ditransmisikan. Pada bagian penerima selanjutnya cipher teks yang diterima diubah kembali ke plain teks dengan algoritma dan dan kunci yang sama. Keamanan dari enkripsi konvensional bergantung pada beberapa factor. Pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut. Lebih jauh dari itu keamanan dari algoritma enkripsi konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu dengan asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang algoritma diskripsi / enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga kerahasiaan dari algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.
Manfaat dari konvensional enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan disediakan pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.
Model enkripsi yang digunakan secara luas adalah model yang didasarkan pada data encrytion standard (DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US pada tahun 1977. Untuk DES data di enkripsi dalam 64 bit block dengan menggunakan 56 bit kunci. Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input diubah dengan suatu urutan dari metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama dengan kunci yang sama digunakan untuk mengubah kembali enkripsi.
2.         Enkripsi Public-Key
Salah satu yang menjadi kesulitan utama dari enkripsi konvensional adalah perlunya untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam keadaan aman. Sebuah cara yang tepat telah diketemukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan suatu model enkripsi yang secara mengejutkan tidak memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama enkripsi public-key dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976. Algoritma tersebut seperti yang digambarkan pada gambar diatas. Untuk enkripsi konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi dan dekripsi adalah sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang diperlukan. Namun adalah dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda, untuk dekripsi. Lebih jauh lagi adalah mungkin untuk menciptakan suatu algoritma yang mana pengetahuan tentang algoritma enkripsi ditambah kunci enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci dekrispi. Sehingga teknik berikut ini akan dapat dilakukan :
1.          Masing – masing dari sistem dalam network akan menciptakan sepasang kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari informasi yang diterima.
2.          Masing – masing dari sistem akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi ( private key ).
3.          Jika A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan mengenkripsi pesannya dengan kunci publik dari B.
4.          Ketika B menerima pesan dari A maka B akan menggunakan kunci privatenya untuk mendeskripsi pesan dari A.
Seperti yang kita lihat, public-key memecahkan masalah pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan. Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik ( public key ) dan kunci pribadi dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak perlu untuk didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing – masing private key dengan baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem mengubah private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang lama. Yang menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key adalah jika dibandingkan dengan metode enkripsi konvensional algoritma enkripsi ini mempunyai algoritma yang lebih komplek. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware, metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih rendah. Berikut ini akan memperlihatkan berbagai aspek penting dari enkripsi konvensional dan public key.


l   Enkripsi Konvensional
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
1.          Algoritma yang sama dengan kunci yang sama dapat digunakan untuk proses dekripsi–enkripsi. Pengirim dan penerima harus membagi algoritma dan kunci yang sama. Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1.          Kunci harus dirahasiakan.
2.          Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
3.          Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunc.
•    Enkripsi Public Key
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
1.          Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
2.          Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang cocok.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1.          Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
2.          Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
3.          Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.

Rangkuman Permasalahan Dalam Data Base
Basis data yang kurang matang atau yang tidak disiapkan dengan baik tentunya akan menghasilkan beberapa masalah, karena dalam berinteraksi dengan basis data kita tidak hanya berhadapan pada masalah perancangan, pengaksesan dan penginputan data saja. Masalah-maslah tersebut diantaranya adalah :
1.          Redudansi dan Inkonsistensi Data
Redudansi data berhubungan dengan banyaknya data pada sebuah tabel, sehingga sering meimbulkan duplikasi data, artinya data yang tersedia akan tersaji atau tercetak secara berulang-ulang. Hal ini akan mengakibatkan kesulitan pada saat melakukan manipulasi data yang berupa pengubahan dan penghapusan data, karena akan menimbulkan inkonsistensi data. Redudansi ini bisa disebabkan karena basis data yang ada belum memenuhi aturan-aturan dalam normalisasi basis data. Hal ini dapat dicontohkan pada tabel dengan 3 field, yaitu NIM, nama_mhs, dan alamat, pada tabel tersebut yang menjadi key adalah NIM, jika nama dan alamat merupakan field non key, dan field alamat mempunyai ketergantungan fungsional pada field non key lainnya dalam hal ini adalah nama_mhs, sedangkan nama_mhs mempunyai ketergantungan fungsional terhadap NIM, maka akan mudah dijumpai redudansi pada field alamat dimana pada nama alamat yang sama akan selalu hadir pada record nama_mhs yang sama pula, hal ini sangat berpengaruh ketika kita melakukan manipilasi data pada salah satu record alamat sehingga akan ditemui record alamat yang yang berbeda untuk record nama_mhs yang sama dalam satu tabel.
Redudansi juga umum terjadi untuk menyatakan hubungan (relationship) antar tabel dalam sebuah basis data relasional.

2.          Kesulitan Pengaksesan Data
Pengaksesan data akan sulit dilakukan apabila terjadi permintaan data yang tidak lazim dan di luar yang telah disediakan suatu program aplikasi, atau apabila data yang aka diakses berasal dari basis data yang berbeda. Pengaksesan data ini dapat diatasi dengan penyediaan program aplikasi yang dapat menunjuang sebuah keperluan tersebut.
3.          Isolasi Data Untuk Standarisasi
Basis data yang baik adalah basis data yang letak datanya berada pada satu tempat. Isolasi data terjadi biasanya disebabkan oleh data yang ada ditempatkan dalam berbagai file dengan format yang berbeda dan menggunakan DBMS yang berbeda pula. Perbedaan DBMS dalam pengelalaan data menyebabkan terjadinya perbedaan pada setiap pengaksesan data walaupun sangat kecil.
4.          Multiple User
Perkembangan dan kebutuhan sebuah informasi yang disajiakan semakin lama maka akan semakin meningkat, untuk itu peningkatan sistem basis data dalam menyajikan sebuah informasi perlu ditingkatkan, hal ini untuk memenuhi kebutuhan banyak pemakai dalam pengaksesan data. Pengaksesan data yang dilakukan oleh banyak pemakai terutama dalam melaukan perubahan data atau updating dapat mengakibatkan inkonsistensi data. Selain itu performasi sebuah sistem juga akan terpengaruh. Sebagai contoh, perubahan data yang dilakuakan oleh pemakai lalu menimpannya kedalam basis data dan pada saat yang bersamaan terjadi pengubahan data yang sama oleh pemakai lain sehingga menjadikan data tersebut tidak konsisten.

5.          Masalah Keamanan Data
Keamanan data biasanya dengan cara melakukan penerapan sebuah password pada saat pengaksessan data, karena tidak semua pemakai boleh bersentuhan dengan sebuah sistem basisdata, hanya pemakai yang terdaftar yang dapat memanfaatkan basisdata, namun pemakai tersebut belum tentu dapat melakukan pengubahan data pemakai tersebut hanya dapat melakukan pengaksesan data tanpa melakukan proses manipulasi data, pemakai yang dapat melakukan manipulasi data hanyalah pemakai yang telah terdaftar dan mendapat rekomendasi dari administrator basis data tersebut. Agar terhindar dari campur tangan orang yang tidak bertanggung jawab sehingga mengakibatkan kerusakan basis data.
6.          Masalah Integrasi Data
Data yang terdapat dalam basisdata seharusnya memenuhi berbagai batasan yang sesuai dengan aturan nyata yang berlaku dimana basis data tersebut diimplementasikan, lain halnya jika aturan tersebut bersifat situasional dan tidak bersifat tetap sehingga tidak didefinisikan pada DBMS, hal ini akan menimbulkan perbedaan antar data yang ada pada basis data dengan keadaan yang sesungguhnya.
7.          Masalah Independence Data
Kebebasan yang sebebas-bebasnya terkadang justru membuat masalah tidak hanya pada dunia nyata namun pada penerapan basis data hal tersebut dapat menjadi sebuah masalah, kebebasan data pada sebuah basis data berakibat pada kesulitan dalam pengelompokan data, dan akan menimbulkan data yang tidak teratur serta tidak konsisten.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Seorang Blogger pemula yang sedang belajar

1 Response to "MAKALAH UMUM KEAMANAN SISTEM BASIS DATA"

  1. wah artikelnya sangat bagus sangat bermanfaat perkenalkan nama saya hafizzul akbar dari kampus ISB Atma Luhur

    BalasHapus